Thursday, December 10, 2009

Wisanggeni (2) - Moel

Wisanggeni berarti bisanya api. berasal dari wisa = bisa dan geni = api. Tak peduli siapapun pasti dibakarnya. Musuh atau sodara, teman atau tetangga, kriteriannya hanya satu, yang dibicarakan adalah kebenaran, dan kebatilan adalah musuhnya.
Kisah kelahiran Wisanggeni diawali dengan kecemburuan Dewasrani, putra durgo terhadap janoko yang telah menikahi dresanala Dewasrani merengek kepada ibunya supaya memisahkan perkawinan mereka. Durga pun menghadap kepada suaminya, yaitu betoro guru ,
Atas desakan Durga, Batara Guru pun memerintahkan agar betoro brahma menceraikan Arjuna dan Dresanala. Keputusan ini ditentang oleh narodo selaku penasihat Batara Guru. Ia pun mengundurkan diri dan memilih membela Arjuna.
Brahma yang telah kembali ke kahyangannya segera menyuruh Arjuna pulang ke alam dunia dengan alasan Dresanala hendak Batara Guru sebagai penari di kahyangan utama. Arjuna pun menurut tanpa curiga. Setelah Arjuna pergi, Brahma pun menghajar Dresanala untuk mengeluarkan janin yang dikandungnya secara paksa.
Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Durga dan Dewasrani datang menjemputnya, sementara Brahma membuang cucunya sendiri yang baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa.
bukannya mati malah menjadi dewasa
Menjelang meletusnya brontoyudo, Wisanggeni dan ontoseno naik ke Kahyangan Alang-alang Kumitir meminta restu kepada sang yang wenang sebelum mereka bergabung di pihak pandawa Akan tetapi, Sanghyang Wenang telah meramalkan, pihak Pandawa justru akan mengalami kekalahan apabila Wisanggeni dan Antasena ikut bertempur.
Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya Wisanggeni dan Antasena memutuskan untuk tidak kembali ke perkemahan Pandawa. Keduanya rela menjadi tumbal demi kemenangan para Pandawa. Mereka pun mengheningkan cipta. Beberapa waktu kemudian keduanya pun mencapai sampurna , musnah bersama jasad mereka.
Wisangeni adalah tokoh pewayangan favorit saya. Bukan karena kesaktiannya yang menjadikan saya menyukainya tetapi karena sifatnyalah yang menjadikan saya kagum padanya. Wisanggeni selalu berbahasa ngoko kepada semua orang walaupun kepada dewa. Ini adalah falsafah bahwa sesungguhnya derajat manusia itu sama saja baik kaya, miskin, tua, muda, tuan dan budak. Tokoh Wisanggeni adalah suatu femomena yang ganjil dalam kebudayaan Jawa yang sangat feudal. Tak pernah mengenal rasa takut adalah salah satu sifatnya yang saya kagumi
Karena kesaktian inilah ia dianggap menyalahi kodrat sehingga Prabu Kresna pada saat menjelang perang baratayuda meminta Wisanggeni dan Antasena untuk mati sebagai tumbal negara. Karena jika tidak maka Kurawa akan musnah bukan oleh Pandawa tetapi oleh mereka berdua. Ini yang menyalahi kodrat. Permintaan ini dipenuhi oleh kedua satria ini dengan tulus.

No comments:

Post a Comment