Prabu Sumali yang tadinya raksasa/buto telah menjadi seorang manusia dan memerintah negerinya dengan bijak. Ia disenangi dan dihormati rakyatnya dan raja-raja negeri tetangga.
Putrinya, Dewi Sukesi, yang tadinya raksasi, telah berubah menjadi seorang putri ayu yang luar biasa cantiknya, hatinya lembut, sopan dan merdu tutur katanya.
Keanggunannya kondang melewati batas negerinya. Banyak satria dan raja yang meminangnya, tetapi dengan halus semua ditolak.Padahal semua peminang berjanji untuk membahagiakannya, menawarkan perhiasan-perhiasan emas permata yang amat mahal, hidupnya akan bergelimang harta.
Meski zaman kuno, Prabu Sumali berpikiran maju. Dalam hal cinta, dia tidak mau memaksa putrinya, dia percaya bahwa putrinya cukup arif untuk menentukan sendiri jodoh pilihannya.
Syarat utama supaya pinangannya diterima bukanlah pemberian harta berlimpah dan mas picis rajabrana- uang mas dan perhiasan-perhiasan berlian indah dan mahal. Bukan pula pemberian tanah atau negeri yang luas, bukan pula kedudukan serta kekuasaan.
Yang bakalan menjadi suaminya adalah seorang pria yang telah menguasai Sastra Jendra. Lalu apa itu Sastra Jendra? Tentu banyak orang yang tidak tahu Sastra Jendra, mungkin mendengar saja belum pernah! Karena Sastra Jendra adalah ngelmu sejati, pengetahuan spiritual yang hanya diperuntukkan para dewa. Pengetahuan ini tinggi sekali nilai spiritualnya, hanya untuk para dewa, bangsanya malaikat ( angels).
Dengan demikian ,kalau ada manusia yang bisa menguasai Sastra Jendra, tentulah dia orang yang terpilih. Dia dapat perkenan langsung dari Sang Pencipta Hidup, Tuhan.
Para satria dan raja-raja muda yang datang melamar banyak yang bagus rupanya, santun, pandai, berbusana apik, rapi. Mereka juga mempunyai pengetahuan yang memadai dalam seni beladiri dan perang. Ada juga yang tataran ilmu kanuragannya cukup tinggi, sakti, kulitnya tak mempan ditembus senjata tajam . Tubuhnya kuat menahan berbagai serangan yang menggunakan aji-aji yang dahsyat Umumnya memiliki pusaka-pusaka andalan yang ampuh berupa keris, panah, gada, tombak dsb.
Tetapi tataran spiritual mereka masih belum tinggi, karena mereka masih lebih memperhatikan kehidupan materi dan duniawi. Tidak satupun dari mereka yang menguasai Sastra Jendra, bahkan belum pernah mengetahui dan mendengar , apa itu Sastra Jendra!
Sebenarnya mereka sangat kecewa dengan penolakan terhadap lamaran mereka. Tetapi, Prabu Sumali yang sudah menguasai Sastra Jendra, tampak begitu berwibawa didepan mereka. Selain itu,
dia juga amat sopan dalam menemui dan bertutur kata dengan tamu-tamunya, bersikap santun dalam memberi penjelasan sehingga tidak ada yang sakit hati.
Paling-paling pada waktu pamitan, mereka bilang bahwa mereka akan mencari Sastra Jendra dan bila sudah dapat, sementara Dewi Sukesi belum ada yang menyunting, mereka akan datang kembali untuk melamar.
Wednesday, December 16, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment