Tuesday, December 22, 2009

Sastra Djendra 5 - Moel

Sastra Jendra adalah ilmu puncak yang hanya boleh diketahui dan dipakai para dewata, tidak boleh diketahui dan digunakan oleh manusia.Yang bermakna : Ilmunya para dewa untuk mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dengan

cara membebaskan diri ( pangruwat) dari kebutaan sehingga mampu membedakan yang baik dengan yang buruk.( diyu).

memang sarat dengan kalimat-kalimat yang samar atau memang sengaja dibuat samar. Sehingga hanya orang yang sungguh-sungguh serius belajar yang bisa menemukan.
orang yang sudah menguasai Sastra Jendra adalah manusia yang telah mengetahui jati dirinya, telah ketemu dengan Pribadi Sejatinya/Higher- Self,yang telah Mengetahui Kasunyataaning Urip, Kehidupan Sejati, Realitas Kehidupan lahir batin.


Karena peristiwa pengajaran tersebut, menurut Hyang Guru (manikmaya) maka Wisrawa harus menerima pameleh . Hyang Guru manunggal dengan Wisrawa dan Dewi Uma dengan Sukesi. maka oleh karenanya Sukesi jatuh hati pada Wisrawa walaupun berulang diingatkan bahwa Wisrawa adalah calon mertuanya.
Api asmara dikobarkan antara keduanya, hingga terjadilah peristiwa terlarang itu sebelum ilmu Sastrajendra Hayuningrat Panguwating Diyu utuh dijabarkan Wisrawa pada Sukesi , baru sampai tingkat pembuka saja.
Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi hanya dapat berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Sang Penguasa Alam. Ketiga bayi itu lahir diiringi lolongan serigala dan raungan anjing liar. Auman harimau dan kerasnya teriakan burung gagak. Suasana yang demikian mencekam mengiringi kelahiran ketiga bayi yang diberi nama Rahwana, Sarpakenaka dan Kumbakarna. Dengan kepasrahan yang mendalam, Wisrawa dan Sukesi membawa ketiga anak-anaknya ke Istana Alengka. Tiba di Alengka, Prabu Sumali menyambut mereka dengan duka yang sangat dalam. Kesedihan itu membuat Sang Prabu yang baik hati ini menerima mereka dengan segala keadaan yang ada. Di Alengka Wisrawa dan Sukesi membesarkan ketiga putra-putri mereka dengan setulus hati.
Rahwana dan Sarpakenaka tumbuh menjadi raksasa dan raksesi beringas, penuh nafsu jahat dan angkara. Rahwana tampak semakin perkasa dan menonjol diantara kedua adik-adiknya. Kelakuannya kasar dan biadab. Demikian juga dengan Sarpakenaka yang makin hari semakin menjelma menjadi raksasa wanita yang selalu mengumbar hawa nafsu. Sarpakenaka selalu mencari pria siapa saja dalam bentuk apa saja untuk dijadikan pemuas nafsunya. Sebaliknya Kumbakarna tumbuh menjadi raksasa yang sangat besar, tiga sampai empat kali lipat dari tubuh raksasa lainnya. Ia juga memiliki sifat dan pribadi yang luhur. Walau berujud raksasa, tak sedikitpun tercermin sifat dan watak raksasa yang serakah, kasar dan suka mengumbar nafsunya, pada diri Kumbakarna.
Namun perasaan gundah dan sedih menggelayut di relung hati Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi. Ketiga putranya lahir dalam wujud raksasa dan raksesi. Kini Dewi Sukesi mulai mengandung putranya yang keempat. Akankah putranya ini juga akan lahir dalam wujud rasaksa atau raseksi? Dosa apakah yang telah mereka lakukan? Ataukah akibat dari gejolak nafsu yang tak terkendali sebagai akibat penjabaran Ilmu Sastrajendra Hayuningrat yang telah dilakukan oleh Resi Wisrawa kepada Dewi Sukesi?
Sadar akan kesalahannya yang selama ini terkungkung oleh nafsu kepuasan, Resi Wisrawa mengajak Dewi Sukesi, istrinya untuk bersemadi, memohon pengampunan kepada Sang Maha Pencipta, serta memohon agar dianugerahi seorang putra yang tampan, setampan Wisrawana/Danaraja, putra Resi Wisrawa dengan Dewi Lokawati, yang kini menduduki tahta kerajaan Lokapala. Sebagai seorang brahmana yang ilmunya telah mencapai tingkat kesempurnaan, Resi Wisrawa mencoba membimbing Dewi Sukesi untuk melakukan semadi dengan benar agar doa pemujaannya diterima oleh Dewata Agung. Berkat ketekunan dan kekhusukkannya bersamadi, doa permohonan Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi diterima oleh Dewata Agung. Setelah bermusyawarah dengan para dewa, Bhatara Guru kemudian meminta kesediaan Resi Wisnu Anjali, sahabat karib Bhatara Wisnu, untuk turun ke marcapada menitis pada jabang bayi dalam kandungan Dewi Sukesi.

No comments:

Post a Comment